Pages

WELCOME TO RISMA'S BLOG

Selasa, 28 Januari 2014

How To Be An Excellent Teacher

Nama  : Risma Anggria
NIM   : K8113069
Prody : PG PAUD (1B)

How To Be An Excellent Teacher
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, engkau petriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. lagu Hymne Guru ini selalu mengingatkan kita pada para guru. Perhatian, kasih sayang, dan rasa pedulinya begitu luas hingga sulit bagi lisan ini untuk mengukir kata-kata yang terindah untuk mereka. Didikan dan bimbingannya masih terekam jelas dalam benak kita dan tiap kata yang diucapkannya banyak mengandung nasihat.
Nah sekarang, bagaimana sih menjadi guru yang istimewa itu? Istimewa bukan berarti guru yang berpenempilan mewah akan tetapi istimewa itu dilihat dari segi karakternya dalam mendidik anak didiknya.
Dalam bahasa jawa “Guru => digugu lan ditiru” karakter guru menjadi contoh untuk anak didiknya. Terkadang ada guru yang malas mengoreksi tugas anak didiknya. Padahal guru tersebut sudah memberikan banyak sekali tugas untuk siswanya, dan setelah dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh siswanya justru hanya beliau tandatangani saja. Hal ini yang membuat siswanya juga ikut malas dalam mengerjakan. Kebanyakan dari mereka hanya mengcopy jawaban dari siswa yang rajin mengerjakan, tanpa peduli pekerjaan yang dicopy itu salah atau benar.
Guru harus perhatian dan menyayangi murid-muridnya, disaat siswanya sedang bermasalah, guru harus mendekatinya dan memberikan masukan-masukan agar siswanya mendapatkan kecerahan sehingga dapat meninggalkan perilaku yang tidak baik tersebut.
Guru harus mengajak anak didiknya untuk berbuat kejujuran. Sering kita temui disaat menghadapi UN, guru justru membocorkan soal UN lalu menyebarluaskan kunci jawabannya kepada siswanya. Hal ini tentunya akan membuat anak didiknya menjadi tidak jujur. Padahal sebelum UN para guru sudah berusaha keras agar siswa lulus yaitu dengan memberikan materi dan soal-soal UN. Bukan cuman ini saja,guru juga selalu menyuruh anak didiknya untuk belajar dengan rajin dan mengadakan jam tambahan setelah pulang sekolah. Akan tetapi ketika tiba saatnya UN, mengapa guru justru menyuruh siswanya untuk kerjasama  dalam mengerjakan UN? Apakah mereka tidak percaya akan kemampuan siswa-siswanya? Lantas buat apa mereka menyuruh siswanya untuk giat belajar dan akhir-akhirnya mereka justu membocorkan soal ujiannya? Padahal bukan nilai yang menjadikan siswa itu sukses, akan tetapi bagaimana cara yang ditempuh untuk mendapatkan nilai tersebut. Jika caranya jujur maka tentunya akan berbuah kebaikan.
Selain itu, guru juga harus memberikan motivasi dan hadiah bagi siswa yang berprestasi agar siswanya dapat bersemangat dalam belajar dan meraih cita-citanya. Siswa yang gagal disaat ujian perlu mendapatkan motivasi dari gurunya agar siswa tersebut dapat bangkit dan tak akan menyerah untuk menjadi orang yang sukses.
Guru harus menguasai taktik dalam mengajar dan harus mengajar dengan penuh senyuman,tidak boleh cemberut agar siswa tidak bosan dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh gurunya, sehingga dengan mudah siswa tersebut dapat mencerna semua materi yang disampaikan oleh gurunya.
Guru harus datang tepat waktu dalam mengajar, dengan hal ini  siswa dapat terbiasa berperilaku disiplin.

Dan yang paling penting guru harus peduli terhadap nasib anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan terutama bagi anak-anak yang kurang mampu dalam ekonomi dan anak-anak jalanan. Pemerintah pun kurang peduli terhadap mereka, apalagi para koruptor yang tak punya hati, apa belum cukup harta yang berlimpahan itu untukmu?,sehingga apa yang menjadi hak rakyat kau rampas begitu saja tanpa kau peduli sedikitpun. Seandainya uang yang kau korupsi tersebut dikumpulkan untuk mendirikan sekolah gratis untuk mereka tentunya itu akan memajukan pendidikan di negara kita ini. Banyak diantara mereka yang masih kecil harus meminta-minta di jalanan, padahal seusia mereka seharusnya dapat bersekolah  untuk bekal masa depannya kelak. Apakah hanya anak orang kaya saja yang dapat bersekolah? Tentu tidak, mereka juga manusia sama seperti kita, mereka juga perlu pendidikan untuk bekal masa depannya. Untuk itu, mari para guru, kita berikan pendidikan yang gratis untuk mereka yang tidak mampu bersekolah, kita salurkan ilmu yang kita punya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat, agar masa depan mereka cerah dan mereka dapat menggapai cita-cita mereka.

Minggu, 15 Desember 2013

Anak Berkebutuhan Khusus

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, istilah anak luar biasa yang kini disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih disalah tafsirkan, yaitu anak luar biasa selalu diartikan sebagai anak yang berkemampuan unggul atau berprestasi luar biasa. Padahal pengertian anak luar biasa juga mengacu kepada pengertian yaitu anak yang mengalami kelainan atau ketunaan, baik pada satu macam kelainan atau lebih dari satu kelainan jenis kelainan.
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai anak luar biasa. Diharapkan dengan mempelajari Kasus Anak Berkebutuhan Khusus kita bisa mengetahui pengertian anak luar biasa, klasifikasi anak luar biasa, Contoh-contohnya, Progam Pendidikan, Kurikulum Pendidikan  dan Cara menangani Kasus Anak Berkebutuhan Khusus.
Berdasarkan sejarah perkembangan pandangan masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) maka dapat dicatat bahwa kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus dan keluarganya masih banyak yang terabaikan selama bertahun-tahun hingga saat ini. Sejarah juga mencatat bagaimana tanggapan sebagian besar masyarakat terhadap keberadaan anak-anak tersebut dan keluarganya. Sebagian besar masyarakat masih ada yang menganggap kecacatan atau kelainan yang disandang oleh anak berkebutuhan khusus sebagai kutukan, penyakit menular, gila, dan lain-lain. Akibat dari itu maka ABK dan keluarga ada yang dikucilkan oleh masyarakatnya. Ada diantara ABK sendiri yang menarik diri tidak mau berbaur dengan masyarakat karena merasa cemas dan terancam.
            Sehingga persoalan yang dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus menjadi semakin bertumpuk-tumpuk. ABK tidak hanya harus mengatasi hambatan yang muncul dari dirinya sendiri, ia harus menghadapi pula berbagai tantangan atau rintangan yang datangnya dari lingkungan. Di satu sisi, ABK berupaya memenuhi kebutuhannya, sedangkan lingkungan sering tidak dapat memberikan peluang bagi ABK untuk dapat tumbuh serta berkembang sesuai dengan kondisinya itu. Maka tidak sedikit ABK tidak mencapai perkembangan yang optimal.
            Semakin bertambahnya permasalahan membuat ABK menjadi kelompok yang rentan “terpinggirkan” dari kehidupan social, poolitik, budaya, ekonomi, dan pendidikan. Seolah-olah mereka bukan bagian dari anggota masnyarakat dan dianggap tidak membutuhkan hal tersebut. Sejatinya, ABK adalah anggota masyarakat juga, sama-sama makhluk tuhan yang membutuhkan banyak hal sebagaimana manusia lainnya agar mampu mengisi kehidupannya secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
            Berdasarkan keadaan sebagaimana dipaparkan di atas maka ABK membutuhkan “alat” agar dirinya mampu mengatasi hambatan yang dialaminya dan mampu hidup mandiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Alat itu diantaranya adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan diharapakan ABK memperoleh bekal hidup dan mencapai perkembangan yang optimal. Namun, dengan menumpukknya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh ABK, tidaklah cukup melalui pendidikan dengan proses belajar mengajar di kelas. ABK juga butuh layanan yang mendukung kepada keberhasilan belajar dan layanan yang memandirikan untuk mencapai perkembangan yang optimal. Layanan itu adalah bimbingan dan konseling.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai anak luar biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar biasa. Dalam percakapan sehari-hari orang yang dijuluki sebagai “orang luar biasa” ialah mereka yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang mencapai prestasi  yang mnghebohkan dan spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi didunia, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral.
Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau aspek kejiwaan (psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat dari intelegensi yang dimiliki dibawah normal) (Abdul Hadis, 2006 : 4-5).
Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. ( Hallahan dan Kauffman, 1986 dalam Abdul Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.

B.  Contoh Anak Berkebutuhan Khusus
1.      Lemah mental, dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: ringan dengan IQ 50-70, sedang dengan IQ 35-49, dan berat dengan IQ 20-34.
2.      Kretinisme, yaitu keadaan jasmani dengan tanda badannya cebol, kulit muka dan badan tebal berlipat-lipat, muka menggembung, dan tampak bodoh. Lidahnya menjulur keluar dan dahinya penuh dengan rambut. Anak kretin ini biasanya mulai berjalan dan berbicara lebih lambat daripada anak normal, umur mentalnya hanya mencapai umur mental 3-4 tahun, sehingga dapat dikategorikan lemah mental berat. (Juntika Nurichsan dan Mubiar Agustin, 201,hlm: 49)
3.      Orang tua yang bertengkar, anak-anak yang terlantar seharusnya anak-anaklah yang menjadi pusat perhatian. Bukan sebaliknya, malah di abaikan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya anak memerlukan dan bimbingan utama dari orang tua agar terbentuk kepribadian yang utuh dan kuat. Dalam mengarungi perjalanan hidup mencapai jenjang kedewasaan, anak memerlukan teladan dari orang tua. Bagi anak, orang tua adalah pendidik utama, guru yang sejati. Jangan mengharapakan apa-apa dari anak, kalau orang tua tidak mau turun tangan sendiri sebagai pendidik utama. (M.Imran Pohan, 1986, hlm: 173) .
4.      ADHD yaitu gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait mengait.








C.  Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

                                                                                                                                                     I.            GIFTED CHILDREN
Anak gifted merupakan anak yang mempunyai kekhususan yaitu seorang anak yang luar biasa cerdas. Dengan kata lain ia anak cerdas istimewa (gifted child). Anak gifted juga disebut anak indigo karena dia memiliki instuisi yang tajam dan bisa melihat sesuatu yang akan terjadi. Selain itu, dalam keseharian mereka juga memperlihatkan sifat orang yang sudah dewasa dan mereka juga tidak mau diperlakukan seperti anak kecil. Sehingga, sering kali orang dewasa menganggap anak indigo sebagai anak yang menderita ‘kelainan’. Sehingga hal tersebut sering kali menyebabkan anak-anak gifted balita mendapatkan kekeliruan diagnosa seperti autisme, maupun gangguan belajar (learning disabilities).
Sebenarnya kondisi atau keadaan yang dialami oleh anak gifted ini merupakan suatu keadaan yang seharusnya membuat bangga dan diidamkan bagi para orang tua. Karena mempunyai anak yang luar biasa cerdas. Namun hanya sebagian kecil orang tua yang mengetahui dan mampu memahami potensi tersebut. Selain itu, dalam banyak kasus justru muncul kendala yang dihadapi oleh anak gifted, yakni berupa permasalahan:
Pertama, anak gifted biasanya memiliki problem dalam membina hubungan dengan teman. Karena kecerdasannya yang tinggi dan kemampuan berpikir yang bagus, sehingga tidak jarang teman sebayanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengimbangi pembicaraan dengan anak ini.
Kedua, kurang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya, karena mereka cenderung mandiri dan sulit untuk merasa nyaman dengan keadaan yang ada.
Sehingga, yang harus dilakukan orang tua untuk pertama kalinya adalah menerima keadaan anak seutuhnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan anak gifted/indigo pada berbagai kegiatan yang mengarah pada kerjasama dalam kelompok. Hal itu akan lebih menyeimbangkan antara kerja IQ anak gifted/indigo yang tinggi dengan hubungan sosial bersama lingkungan. Dengan terlibat pada kerjasama dalam kelompok, anak akan mencoba beradaptasi dengan lingkungannya.
Selain itu, identifikasi lebih awal terhadap anak gifted sangat disarankan karena anak-anak ini memerlukan penanganan atau intervensi sedini mungkin, agar tidak menghambat perkembangannya terutama dalam aspek sosial dan emosi. Orangtua diharapkan mengkomunikasikan hal ini dengan guru sekolahnya, atau dapat berkonsultasi langsung dengan para pakar pendidikan atau psikolog. Karena secara global pengasuhan dan pendidikan anak-anak masa kini cenderung semakin rumit, menuntut guru semakin profesional dan menuntut orang tua untuk semakin turut berperan serta dalam proses pendidikan anaknya. Karena kerja sama yang baik antara orang tua dan guru dalam mendampingi anak gifted/indigo, besar artinya bagi pertumbuhan anak.
Dalam berbagai literatur sering disebutkan bahwa yang termasuk gifted children adalah anak-anak yang:
a)      Memiliki skor IQ 140 atau lebih diukur dengan instrument Stanford Binet (general intellectual ability).
b)      Mempunyai kemampuan tinggi dalam problem solving, kreatifitas tinggi dan produktif.
c)      Memiliki keunggulan dibidang akademik/seni/sastra/verbal/etetika/sport/sosial.
d)     Memiliki kemampuan kepemimpinan yang teliti dan visioner.
dan seterusnya. Sebenarnya segala kelebihan itu bukan satu-satunya ciri anak gifted. Anak-anak berbakat seringkali justru menjadi anak-anak yang sukar dimengerti, susah diatur, keras kepala, terlalu eksploratif, bahkan ada yang mengalami gejala telat bicara. Mereka butuh dimengerti, karena bakat mereka membuat mereka punya kemampuan dan cara berbeda untuk belajar dan mengembangkan diri. Dalam beberapa kasus, anak-anak berbakat sering disalah golongkan menjadi anak Hiperaktif, anak Autis
bahkan - seperti dalam kasus Albert Einstein - ia dikategorikan sebagai idiot oleh guru sekolah dasarnya, dan disarankan untuk keluar sekolah normal. Kesalahan penggolongan itu bisa sangat membahayakan masa depan anak jika tidak diperbaiki. Anak anak ini termasuk anak spesial, yang membutuhkan penanganan spesial untuk mengeluarkan potensinya.

                                                                                                                                                       II.            SINDROM DOWN
Pengertian Sindrom Down
Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Down Syndrom (Down syndrome) adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.  Kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Kromosom adalah merupakan serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahan-bagan genetik yang menentukan sifat-sifat seseorang. Selain itu down syndrom disebabkan oleh hasil daripada penyimpangan kromosom semasa konsepsi.  Ciri utama daripada bentuk ini adalah dari segi struktur muka dan satu atau ketidakmampuan fisik dan juga waktu hidup yang singkat.  Sebagai perbandingan, bayi normal dilahirkan dengan jumlah 46 kromosom (23 pasang) yaitu hanya sepasang kromosom 21 (2 kromosom 21). Sedangkan bayi dengan penyakit down syndrom terjadi disebabkan oleh kelebihan kromosom 21 dimana 3 kromosom 21 menjadikan jumlah kesemua kromosom ialah 47 kromosom.Keadaan ini boleh melibatkan kedua-dua jantina (lelaki dan perempuan).
Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali sindrom ini dengan istilah sindrom Down dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down tidak bisa dicegah, karena DS merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya DS.Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan, diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada kehamilan 10-12 minggu) atau amniosentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.
Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistem penglihatan, pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat tonus otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita harus mendapatkan dukungan maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut. Dengan adanya leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
Menurut penelitian, down syndrome menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup atau 1 diantara 800-1000 kelahiran bayi. Diperkirakan saat ini terdapat empat juta penderita down syndrome di seluruh dunia, dan 300 ribu kasusnya terjadi di Indonesia. Analisis baru menunjukkan bahwa dewasa ini lebih banyak bayi dilahirkan dengandown syndrome dibanding 15 tahun lalu.  Karena merupakan suatu kelainan yang tersering yang tidak letal pada suatu kondisi trisomi, maka skrining genetik dan protokol testing menjadi fokus dibidang obstetri. Kelainan mayor yang sering berhubungan adalah kelainan jantung 30-40%. atresia gastrointestinal, leukimia dan penyakit tiroid. IQ berkisar 25-50.Insidensnya pada Wanita yang hamil diatas usia 35 th meningkat dengan cepat menjadi 1 diantara 250 kelahiran bayi. Diatas 40 th semakin meningkat lagi, 1 diantara 69 kelahiran bayi.
Faktor Resiko dan Penyebab
Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua. Bagi ibu-ibu yang berumur 35 tahun keatas, semasa mengandung mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan anak Down Syndrom. Sembilan puluh lima penderita down syndrom disebabkan oleh kelebihan kromosom 21. Keadaan ini disebabkan oleh “non-dysjunction” kromosom yang terlibat yaitu kromosom 21 dimana semasa proses pembahagian sel secara mitosis pemisahan kromosom 21 tidak berlaku dengan sempurna.
Di kalangan 5 % lagi, kanak-kanak down syndrom disebabkan oleh mekanisma yang dinamakan “Translocation“. Keadaan ini biasanya berlaku oleh pemindahan bahan genetik dari kromosom 14 kepada kromosom 21. Bilangan kromosomnya normal iaitu 23 pasang atau jumlah kesemuanya 46 kromosom. Mekanisme ini biasanya berlaku pada ibu-ibu di peringkat umur yang lebih muda. Sebahagian kecil down syndrom disebabkan oleh mekanisma yang dinamakan “mosaic”.
Manifestasi klinis 
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.
·         Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.
·         Sifat pada kepala, muka dan leher : Mereka mempunyai paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol.
·         Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar. Pangkal hidungnya kemek. Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran mulut adalah kecil dan ukuran lidah yang besar menyebabkan lidah selalu terjulur. Mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia).  Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Paras telinga adalah lebih rendah. Kepala biasanya lebih kecil dan agak lebar dari bahagian depan ke belakang. Lehernya agak pendek. 
·         Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds) (80%), white Brushfield spots di sekililing lingkaran di sekitar iris mata (60%), medial epicanthal folds, keratoconus, strabismus, katarak (2%), dan retinal detachment.
·         Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
·         Manifestasi mulut : gangguan engunyah menelan dan bicara.  scrotal tongue, rahang atas kecil (hypoplasia maxilla), keterlambatan pertumbuha gigi,  hypodontia, juvenile periodontitis, dan kadang timbul bibir sumbing
·         Hypogenitalism (penis0, scrotum, dan testes kecil), hypospadia, cryptorchism, dan keterlambatan perkembangan pubertas
·         Manifestasi kulit : kulit lembut, kering  dan tipis, Xerosis (70%), atopic dermatitis (50%), palmoplantar hyperkeratosis (40-75%), dan seborrheic dermatitis (31%), Premature wrinkling of the skin, cutis marmorata, and acrocyanosis, Bacteria infections, fungal infections (tinea), and ectoparasitism (scabies), Elastosis perforans serpiginosa, Syringomas, Alopecia areata (6-8.9%), Vitiligo, Angular cheilitis
·         Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
·         Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).
·         Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Masalah jantung yang paling kerap berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect (VSD) yaitu jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan kanan atau Atrial Septal Defect (ASD) yaitu jantung berlubang diantara atria kiri dan kanan. Masalah lain adalah termasuk salur ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus Ateriosis / PDA). Bagi kanak-kanak down syndrom boleh mengalami masalah jantung berlubang jenis kebiruan (cynotic spell) dan susah bernafas.
·         Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).
·         Saluran esofagus yang tidak terbuka (atresia) ataupun tiada saluran sama sekali di bahagian tertentu esofagus. Biasanya ia dapat dekesan semasa berumur 1 – 2 hari dimana bayi mengalami masalah menelan air liurnya. Saluran usus kecil duodenum yang tidak terbuka penyempitan yang dinamakan “Hirshprung Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf yang tidak normal di bagian rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari kedua dan seterusnya selepas kelahiran di mana perut membuncit dan susah untuk buang air besar.  Saluran usus rectum atau bagian usus yang paling akhir (dubur) yang tidak terbuka langsung atau penyempitan yang dinamakan “Hirshprung Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf yang tidak normal di bagian rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari kedua dan seterusnya selepas kelahiran di mana perut membuncit dan susah untuk buang air besar Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikuti muntah-muntah. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi.
·         Sifat pada tangan dan lengan : Sifat-sifat yang jelas pada tangan adalah mereka mempunyai jari-jari yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan mereka biasanya hanya terdapat satu garisan urat dinamakan “simian crease”.
·         Tampilan kaki : Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua agak jauh terpisah dan tapak kaki.
·         Tampilan klinis otot :  mempunyai otot yang lemah menyebabkan mereka menjadi lembik dan menghadapi masalah lewat dalam perkembangan motor kasar. Masalah-masalah yang berkaitan Kanak-kanak down syndrom mungkin mengalami masalah kelainan organ-organ dalam terutama sekali jantung dan usus.
·         Down syndrom mungkin mengalami masalah Hipotiroidism yaitu kurang hormon tairoid. Masalah ini berlaku di kalangan 10 % kanak-kanak down syndrom.
·         Down syndrom mempunyai ketidakstabilan di tulang-tulang kecil di bagian leher yang menyebabkan berlakunya penyakit lumpuh (atlantoaxial instability) dimana ini berlaku di kalangan 10 % kanak-kanak down syndrom.
·         Sebagian kecil mereka mempunyai risiko untuk mengalami kanker sel darah putih yaitu leukimia.
·         Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (amyloid precursor protein) seperti pada penderita Alzheimer.
















                                                                                                                                                III.            CEREBRAL PALSY

Pengertian Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah ensefalopatistatis yang mungkin di definisikan sebagai kelainan postur dan gerakan non-progresif,sering disertai dengan epilepsy dan ketidak normalan bicara,penglihatan, dan kecerdasan akibat dari cacat atau lesi otak yang sedang berkembang.
Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik yang disebabkan oleh abnormalitas system motor piramida (motor kortek,basal ganglia dan otak kecil)yang ditandai dengan kerusakan pergerakan dan postur pada serangan awal.
Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif,terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan,disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis ,gangguan ganglia basal dan sebelum juga kelainan mental.
Cerebral palsy ialah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel motorik didalam susunan saraf pusat,bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
Cerebral palsy adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya.

Penyebab

Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode yaitu:
1.          Pranatal :
a.       Malformasi kongenital.
Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin (misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi virus lainnya).
b.        Radiasi sinar X.
c.          Toksemia gravidarum.
d.        Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
e.       Keracunan kehamilan dapat menimbulkan serebral palsi.
f.       gangguan pertumbuhan otak
2.      Natal :
a.       Anoksia/hipoksia.
Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah cidera otak. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal demikian terdapat pada keadaan presentasi bayi abnormal, disproporsi sefalopelvik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan alat tertentu dan lahir dengan seksio sesar.
b.      Perdarahan otak.
Perdarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak, mengganggu pusat pernapasan dan peredaran darah sehingga terjadi anoksia. Perdarahan dapat terjadi di ruang subaraknoid dan menyebabkan penyumbatan CSS sehingga mangakibatkan hidrosefalus. Perdarahan di ruang subdural dapat menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastis.
c.       Trauma lahir, misalnya perdarahan subdural
d.         Prematuritas.
Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita pendarahan otak lebih banyak dibandingkan dengan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim, factor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna.
e.       Ikterus
Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan inkompatibilitas golongan darah.
f.       Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa palsi serebral.
3.      Postnatal :
a.         Trauma kapitis.
b.          Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis, ensefalomielitis.
c.           Kern icterus.

Beberapa penelitian menyebutkan faktor prenatal dan perinatal lebih berperan daripada faktor pascanatal. Studi oleh Nelson dkk (1986) (dikutip dari 13) menyebutkan bayi dengan berat lahir rendah, asfiksia saat lahir, iskemi prenatal, faktor genetik, malformasi kongenital, toksin, infeksi intrauterin merupakan faktor penyebab cerebral palsy.
Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat lahir, sedangkan faktor perinatal yaitu segala faktor yang menyebabkan cerebral palsy mulai dari lahir sampai satu bulan kehidupan.
Sedang faktor pasca natal mulai dari bulan pertama kehidupan sampai 2 tahun (Hagberg dkk 1975), atau sampai 5 tahun kehidupan (Blair dan Stanley, 1982), atau sampai 16 tahun (Perlstein, Hod, 1964).

Manifestasi Klinis
1.      Spastisitas
Terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus dan reflek Babinski yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya pada suatu gabungan otot, karena itu tampak sifat yang khas dengan kecenderungan terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, fleksi pada sendi siku dan pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam fleksi sehingga posisi ibu jari melintang di telapak tangan.
Tungkai dalam sikap aduksi, fleksi pada sendi paha dan lutut, kaki dalam flesi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam. Tonic neck reflex dan refleks neonatal menghilang pada waktunya. Kerusakan biasanya terletak di traktus kortikospinalis. Bentuk kelumpuhan spastisitas tergantung kepada letak dan besarnya kerusakan yaitu monoplegia/ monoparesis. Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya; hemiplegia/ hemiparesis adalah kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama; diplegia/ diparesis adalah kelumpuhan keempat anggota gerak tetapi tungkai lebih hebat daripada lengan; tetraplegia/ tetraparesis adalah kelimpuhan keempat anggota gerak, lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai.
Golongan spastitis ini meliputi / 3 – ¾ penderita cerebral palsy. Bentuk kelumpuhan spastitis tergantung kepada letak dan besarnya kerusakan, yaitu:
a.       Monoplegia/ Monoparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya.
b.      Hemiplegia/ Diparesis
Kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama.
c.       Diplegia/ Diparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi tungkai lebih hebat daripada lengan.
d.       Tetraplegia/ Tetraparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai.
2.      Tonus otot yang berubah
Bayi pada golongan ini, pada usia bulan pertama tampak fleksid (lemas) dan berbaring seperti kodok terlentang sehingga tampak seperti kelainan pada lower motor neuron. Menjelang umur 1 tahun barulah terjadi perubahan tonus otot dari rendah hingga tinggi. Bila dibiarkan berbaring tampak fleksid dan sikapnya seperti kodok terlentang, tetapi bila dirangsang atau mulai diperiksa otot tonusnya berubah menjadi spastis, Refleks otot yang normal dan refleks babinski negatif, tetapi yang khas ialah refelek neonatal dan tonic neck reflex menetap. Kerusakan biasanya terletak di batang otak dan disebabkan oleh afiksia perinatal atau ikterus.
3.      Koreo-atetosis
Kelainan yang khas yaitu sikap yang abnormal dengan pergerakan yang terjadi dengan sendirinya (involuntary movement). Pada 6 bulan pertama tampak flaksid, tetapa sesudah itu barulah muncul kelainan tersebut. Refleks neonatal menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot. Dapat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia, kerusakan terletak diganglia basal disebabkan oleh asfiksia berat atau ikterus kern pada masa neonatus.
4.      Ataksia
Ataksia adalah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya flaksid dan menunjukan perkembangan motorik yang lambat. Kehilangan keseimbangan tamapak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lambat dan semua pergerakan canggung dan kaku. Kerusakan terletak diserebelum.
5.      Gangguan pendengaran
Terdapat 5-10% anak dengan serebral palsi. Gangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nadi tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata. Terdapat pada golongan koreo-atetosis.
6.      Gangguan bicara
Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retradasi mental. Gerakan yang terjadi dengan sendirinya dibibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.
7.      Gangguan mata
Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi.pada keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak.
8.      Paralisis
Dapat berbentuk hemiplegia, kuadriplegia, diplegia, monoplegia, triplegia. Kelumpuhan ini mungkin bersifat flaksid, spastik atau campuran.
9.      Gerakan involunter
Dapat berbentuk atetosis, khoreoatetosis, tremor dengan tonus yang dapat bersifat flaksid, rigiditas, atau campuran.
10.   Kejang
Dapat bersifat umum atau fokal.
11.  Gangguan perkembangan mental
Retardasi mental ditemukan kira-kira pada 1/3 dari anak dengan cerebral palsy terutama pada grup tetraparesis, diparesis spastik dan ataksia. Cerebral palsy yang disertai dengan retardasi mental pada umumnya disebabkan oleh anoksia serebri yang cukup lama, sehingga terjadi atrofi serebri yang menyeluruh. Retardasi mental masih dapat diperbaiki bila korteks serebri tidak mengalami kerusakan menyeluruh dan masih ada anggota gerak yang dapat digerakkan secara volunter. Dengan dikembangkannya gerakan-gerakan tangkas oleh anggota gerak, perkembangan mental akan dapat dipengaruhi secara positif.
12.  Problem emosional terutama pada saat remaja.







                                                        





BAB III
PENUTUP
 SIMPULAN
Karakteristik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorimotor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Untuk mengetahui secara jelas tentang karakteristik dari setiap siswa, guru terlebih dahulu melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara jelas mengenai kompetensi diri peserta didik bersangkutan.Tujuannya agar saat memprogramkan pembelajaran, sudah dipikirkan mengenai : intervensi pembelajaran yang dianggap cocok. Asesmen di sini adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap didik dalam segi perkembangan kognitif dan perkembangan sosial, pengamatan yang sensitif.
Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntu memiliki kemampuan berkaitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemarnpuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara bersosialisasi. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku ke arah pendewasaan. Kemampuan guru semacam itu merupakan kemahiran seorang guru dalam menyelaraskan keberadaanya dengan kurikulum yang ada, kemudian diramu menjadi sebuah program pembelajaran individual.






DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, dkk. 2006. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: UPI Press.
Adnyana, I Made Oka. 2007. Cerebral Palsy Ditinjau dari Aspek Neurologi. Available from: http://www.cerminduniakedokteran.com. (Diunduh pada tanggal 06 Oktober 2013)
ISDI (Ikatan Syndrome Down Indonesia) http://isdijakarta.org/contact.html alamat di Jl. Cipaku 1 No. 13, Kebayoran Baru, JakSel 12170
Telephone: (021) 723-6591, 725-5958, 722-1955 E-Mail: office@i-s-d-i.org
Way. 2008. Serebral Palsi (cerebral Palsy) (CP). Available from: http://Way_Learning.blogspot.com. (Diunduh pada tanggal 06 Oktober 2013)